Catatan Ke-FKMM-An

Iklan Semua Halaman

Iklan

Catatan Ke-FKMM-An

FKMM Gorontalo
Rabu, 04 Maret 2020


Catatan Ke-FKMM-An
Ramli Mahmud
Ketua Bidang Kepemimpinan Kader (KPA FKMM)
Forum Komunikasi Mahasiswa Muslim (FKMM) merupakan wadah yang selama ini menjadi sumber inspirasi bagi hidup saya. Karaktek ber-FKMM-an saya tidak pernah menemukan ditempat lain, di FKMM saya menemukan hidup dalam kesepahaman dan keberagaman. Sejak menginjakkan kaki di bumi Hulondalo saya adalah bagian dari ke-aku-an yang menerpa diri dari berbagai dilema dan dinamika kemahasiswaan untuk mencari proses ke-kita-an. Era 90-an hingga 2001 merupakan bagian dari pengkultusan identitas organisasi ekstra yang sangat dirasakan betul oleh kalangan mahasiswa. Proses pengkultusan tersebut sangat dirasakan pada pada saat itu, hingga terbawa sampai pada proses perkuliahan, cukup dengan menuliskan simbol dikertas ujian, ada kepastian untuk mendapatkan nilai A jika dosen yang bersangkutan memiliki kesamaan identitas organisasi ekstra dengan mahasiswa.
FKMM diperhadapkan pada dilema besar ketika dibawah kepemimpinan Harun Blongkod, diintimidasi pada saat pelaksanaan Temu Orientasi (TO) hingga menjurus kepada kontak fisik. Cerita itu menjadi dasar utama bagi FKMM untuk melebarkan sayap dan semangat juangnya di bumi Hulondalo. Era kepemimpinan Ramli Ondang sebagai ketua cabang FKMM Manado dapat membawa suatu konsekuensi logis bagi FKMM di Gorontalo. Dikala itu, saya, Iwan Lakoro dengan beberapa rekan dihubungi oleh Tamrin Gani  yang saat itu bersama-sama dengan Sofyan Alhadar mengajak kita untuk berkunjung ke Manado. Ditahun yang sama, bagi kita, Manado adalah kota impian yang harus di kunjungi, tanpa di sadari ternyata mimpi untuk berangkat ke Manado adalah bagian dari fatamorgana. Jauh dari harapan, bukan hanya sekedar berkunjung namun sesampai di hotel kawanua Manado langsung di suguhkan dengan tata tertib peserta TO. Ingin hati untuk memberontak, tapi apalah daya, kita tidak tau jalur atau jalan untuk balik ke Gorontalo, semua peserta dari Gorontalo ingin memberontak ketika berdiskusi, namun sekali lagi, kita tidak tau jalan untuk pulang.
Hari pun berlalu, tanpa disadari, FKMM telah membahana dalam jiwa, saya menyadari satu hal, karakter ber-FKMM-an tidak ditemukan ditempat lain. Dengan kesadaran yang dibentuk melalui TO, semangat yang muncul adalah bagaimana FKMM di Gorontalo harus eksis. Melalui kepiawaian Sofyan Alhadar dan Hendra Abdul saat itu sangat gigih dalam memperjuangkan semangat anak Forum membuat FKMM kembali eksis di Gorontalo. kolektifitas kesadaran muncul  ketika TO beberapa kali dilakukan didominasi oleh mahasiswa Fakultas Ilmu Sosial khusunya Jurusan Ekonomi dan PPKn. Melalui FIS, FKMM berkiprah dan diperhitungkan dalam setiap perhelatan politik kampus hingga mengantarkan saya sebagai Presiden BEM UNG periode 2006-2007. Watak insan akademik terpatrih pada setiap jiwa anak forum, kita menyadari di saat yang sama tidak memiliki siapa-siapa, namun semangat juang anak forum pada masa itu telah mampu mengantarkan anak-anak kader menjadi insan yang berguna bagi semua orang.
Rasid Yunus termasuk kader yang sangat konsisten dengan semangat juang anak forum, yah, memang aneh. Di saat setingan BEM, 99% aktifis yang berasal dari Pohuwato berbondong-bondong untuk melakukan setingan dengan tim kandidat dari Pohuwato, namun ia memilih jalan tersendiri, hanya ia sendiri yang ikut setingan dengan kelompok yang mendukung saya pada saat itu. Integritas ber-FKMM-an bagi Rasid Yunus adalah hal yang tidak perlu di ragukan.
Iwan Lakoro, melalui jurusan Ekonomi menunjukan integritasnya atas dukungan yang sangat  luar biasa. Mobiliasi massa sebagai bentuk dari gerakan anak Forum menunjukan dukungan penuh jurusan ekonomi terhadap pencalonan presiden BEM UNG. Atas kesadaran kolektif, alat transportasi yang awal tidak dimiliki oleh TIM, namun pada hari pemilihan, tanpa koordinasi dan konsolidasi tim  alat transportasi  disiapkan oleh anak forum yang berasal dari jurusan Ekonomi. Menariknya Fajrin Arsyad yang memilih untuk bersebrangan dengan tim pemenangan dan menjadi ketua tim sukses bagi pasangan lain, akan tetapi komunikasi diantara kami tidak ada batasan dan bahkan seakan-akan tidak ada perkara yang serius menyangkut dengan perbedaan pilihan politik dan setelah itu Fajrin Arsyad ditetapkan sebagai Menteri Advokasi dan HAM BEM UNG 2006-2007.
Bukan untuk mengklaim, tetapi fakta membuktikan bahwa kepemimpinan BEM UNG pada era itu mampu menjawab semua tuntutan mahasiswa dan diklaim oleh mahasiswa sebagai pengurus BEM yang sangat berhasil. Torehan prestasi utama adalah menerbitkan buku “UNG Menuju Universitas Bermutu”. Pola kepemimpinan yang dibangun sangat sarat dengan jiwa ke-FKMM-an. Semua Kabinet terdiri dari 2 orang Mentri dan satu bendahara (Hermin Ekawati : anak Forum kebutulan sekarang Istrinya kaka rasid Yunus), selain itu, 5 menteri dari saingan politik termasuk sekretaris jendar BEM UNG.  Secara keseluruhan kebinet dari Tim pemenang sekitar 30 % dan 70 % dari TIM lawan termasuk 2 orang calon kandidat masuk dalam jajaran kabinet. Namun sayangnya, Umar Wirahadju yang TO seangkatan dengan saya tidak masuk dalam jajaran kebinet bersama anak forum lainnya. Hal menarik yang dapat dipetik adalah, walaupun mereka tidak masuk dalam kebinet, selama setahun kepemimpinan di BEM, mereka sangat mensuport BEM pada semua lini. Terima kasih anak forum, atas kepiawaiannya kita mengalami masa keemasan pada waktu kita sendiri…
Catatan diatas bukan bermaksud untuk menyombongkan diri pada masa kekitaan, namun raihan prestasi bagi para pejuang FKMM diera 80-an terpatri dalam jiwa anak Forum pada massa kami. Ka Alim S. Niode pada saat TO yang dilaksanakan di penginapan Surabaya Kota Gorontalo meneteskan air mata dan mencium bendera FKMM sangat membakar semangat anak forum pada saat itu. (sayangnya tidak memiliki dokumentasi, maklum pada saat itu anak forum belum menggunakan HP android). Namun kesan oleh anak forum adalah biarkan mereka yang mengklaim keberadaan kanda di tempat mereka, namun anak forum meyakini satu hal bahwa jiwa dan raga kanda berada diantara jiwa-jiwa anak Forum. Mengesankan bagi anak forum pada massa itu adalah keberadaan kanda Basri Amin, yang terlanjur diklaim oleh tempat lain sebagai senior. Cerita Sofyan Alhadar dan Hendra Abdul yang seakan-akan menghipnotis anak forum tentang keberadaan Basri Amin, namun anak Forum merasa sedih atas tidak pernah kunjung tiba  sosok seorang Basri Amin. Keresahan dan kesedihan bagi anak forum bisa terobati lewat kehadrian almarhum “KATI” (Isnaini) sebagai actor penting dalam menggerakan roh anak forum di Gorontalalo.  Bagi massa kita di Gorontalo, sosok Alim S. Niode dan Basri Amin adalah sosok yang sangat dirindukan pada masa itu. Namun disaat yang bersamaan anak Forum merindukan kedua sosok tersebut bagai kuncup merindukan bulan.  Berlanjut……………..