PANCASILA KITA?
Pertentangan antara subjektifitas berpikir manusia dan tingkah laku orang
lain
terhadap suatu paham nampaknya menjadi pembahasan menarik untuk diperbincangkan dan didiskusikan bersama teman-teman seperjuangan ditemani dengan secangkir
kopi hangat dan sepotong roti untuk menambah kehangatan suasana di sore yang
begitu dingin karena derasnya hujan yang turun membasahi bumi. Tetapi sore
itu tidaklah seperti yang diharapakan sebelumnya, suguhan yang
tersedia berupa makanan berat tinggi karbohidrat yang
cukup menjadikan kondis i tubuh menjadi kantuk,
tapi tidak menyurutkan antusias merekan-rekan dalam mendiskusikan hal ini. Spirit dan pola pikir rasional kritis menjad isu guhan utama dalam diskusi tersebut,
mengapa demikian?Sebab perbincangan sore itu membahas tentang ideology Negara
yaitu Pancasila. Sering timbul dibenak saya kenapa kita harus memiliki
ideology ?Apakah kita tidak bisa hidup bebas sesuai hasrat yang
kita ingin capai atau kenapa kita harus terikat pada nilai-nilai normative yang
dapat melimitasi suatu ekspresi kita sebagai insan yang
lahir dan hidup dimuka bumi ini. Jawabannya ialah kita manusia nampaknya tidak dapat mengerjakan segalanya secara sendiri,
perlu ada pendamping, perlu ada yang menemani bahkan perlu ada yang
mendorong untuk tetap mencapai kehidupan yang diidam-idamkan manusia,
karena sejatinya manusia merupakan makhluk social yang diciptakan tuhan untuk menjalankan fungsi kehidupan sebagaimana takdir
yang telah dikodratkan tuhan sebagai sang pencipta kepada makhluknya yaitu manusia.
Kita hidup dibumi yang
penuh dengan kekayaan,
kenapa saya menyebut kekayaan?Karena kita sebagai bangsa patutlah sadar akan apa saja yang
ada disekeliling kita. Ingin bicara sumber daya alam, Indonesia
secara geografis merupakan surga yang kaya akan keanekaragaman hayati, baik flora dan
fauna. Masyarakat Indonesia
sejatinya tidak perlu khawatirakan kekurangan makanan pokok,
sebab sebagian besar masyrakat Indonesia bermata pencaharian sebagai petani dan nelayan,
bukan hal mustahil kita dapat mencapai ketahanan dan kedaulatan pangan maka dari itu
Indonesia haruslah menjadi Negara yang
berdikari dibidang pertanian dan kelautan sebab segalanya telah tersedia dibumi pertiwi
yang kita cintai.
Harapan setiap tahunnya hadir dan sama untuk memajukan
Indonesia disegala bidang, khususnya dibidang ekonomi.
Akan tetapi masih banyak ketimpangan yang
terjadi ditengah-tengah masyarakat diakibatkan oleh tidak adanya pemerataan ekonomi dan terbatasnya lapangan pekerjaan sehingga setiap tahun
Negara Indonesia selalu menambah jumlah pengangguran yang
mengakibatkan semakin tingginya tindak kriminalitas dan kemorosotan moral yang
terjadi pada bangsa ini. Ditambah permasalahan-permasalahan lain
disegala bidang terutama pada sisi pendidikan, kurangnya kualitas pendidikan yang ada didesa-desa,
serta belum meratanya kualitas tenaga pendidik juga menjadi suatu fenomena yang
acap kali menjadikan diri ini geregetan sebagai anak bangsa. Permasalahan dibidang kesehatan juga nampaknya menjadi sesuatu
yang krusial dalam investasi mewujudkan bangsa Indonesia hebat dan dalam menghadapi
bonus demografi untuk menciptakan Indonesia Emas tahun
2045. Anak-anak bangsa kita menderita stunting atau kekurangan gizi yang
dapat menghambat proses tumbuh kembang anak untuk menghadapi dan melaksanakan tugas anak bangsa sebagai tulang punggung bangsa
Indonesia kedepannya, sebab perlu adanya keberimbangan antara jasmani dan kecerdasan
yang sehat serta budi pekerti yang luhur untuk dapat menghadirkan Negara Indonesia
menjadi suatu Negara yang adil, makmur, sentosa.
Pancasila dalam hal ini sebagai suatu nilai dasar
fundamental Negara Indonesia
harus tetap hadir dan menjadi alat dalam melakukan filterisasi dalam setiap permasalahan
yang terjadi dibumi pertiwi. Nilai-nilai filosofis yang
terkandung didalamnya harus tetap terjaga dan terpatri pada setiap sendi-sendi berkehidupan berbangsa dan bernegara. Anacaman-ancaman
yang silih berganti datang dinegeri ini haruslah teratasi dengan mudah. Akantetapi,
permasalahan-permasalahan yang timbul itu tampaknya bukan berasal dari luar,
melainkan berasal dari diri kita sendiri. Perlu ada pemahaman yang
mendalam terkait dengan pancasila sebagai ideology Negara. Menghayati dan mengamalkan nilai-nilai dasar
ideology Negara
kita nampaknya menjadi salah satu cara untuk mengatasi permasalahan bangsa yang
ada pada saat ini. Historisasi dari falsafah bangsa kita nampaknya juga menjadi sesuatu
yang harus disadari oleh setiap pembuat kebijakan. Menyudutkan kaum mayoritas nampaknya menjadi batu sandungan dalammenjadikan disintegrasi nasional. Hal
itu kita tidak inginkan,
tapi setidaknya kita haruslah sadar bahwa kebenaran itu milik subjektifitas kepala manusia dan mendahulukan kepentingan orang banyak menjadi
ciri pokok identitas bangsa Indonesia
untuk membuktikan bahwa pancasila sebagai jalan tengah dalam kemajemukan bangsa
Indonesia.
Penulis
: Achmad Husein Hasni
Mahasiswa Prodi PPKn Universitas Negeri gorontalo
Ketua Lembaga Dakwah
FIS UNG
Kader
FKMM Gorontalo