BANTUAN UNTUK WARGA
ATAU KELUARGA ?
Dewasa
ini, kita ketahui bersama atas apa yang tengah terjadi tengah kita. Bagaimana
Pandemi begitu cepat menggerogoti seluruh aspek kehidupan yang sontak terhenti.
Mulai dari aspek ekonomi,sosial,pendidikan dan aspek lainnya yang sangat
berpengaruh pada aktivitas kehidupan manusia. Namun, sebelum melangkah lebih
jauh dan menyelam bersama tulisan ini, penulis mengajak kepada seluruh pembaca
untuk kiranya dapat mematuhi segala prosedur yang telah dianjurkan kepada kita
demi keselamatan bersama.
Banyak
hal yang menuai pro dan kontra yang terjadi tengah kita. Mulai dari masalah
agama dikarenakan penutupan aktifitas yang ada di masjid, namun pasar terbuka
lebar untuk khalayak ramai. Dari itu sangat menuai pro dan kontra ditengah
kalangan masyarakat. Semoga semua hal itu dapat menemukan titik temu yang bisa
menjadi jalan tengah untuk kita semua. Selain itu, ada hal yang sangat menarik
perhatian penulis untuk di ulas lebih dalam dan mungkin hanya sekedar
mengaungkan kembali Sila ke Lima dalam Pancasila yaitu “ Keadilan Sosial Bagi Seluruh Rakyat Indonesia”. Dimana sebagai
masyarakat yang hidup dalam sebuah Negara dengan sistem domokrasi ingin sedikit
menyuarakan suara minor dari sudut negeri yang saat ini terlihat ngeri.
Ditengah
semakin tingginya angka penularan Wabah Covid-19 ini, menjadikan seluruh
aktifitas masyarakat terhenti dan berimbas pada keberlangsungan hidup
masyarakat. Kemarin media kita ramai dengan sebuah pemeberitaan dimana seorang
Ibu di Serang,Banten twas setelah kelaparan selama dua hari. Tidak kah hati
kita tergores pilu melihat sanak saudara kita yang terlunt-lunta kelaparan
disaat kita sedang kenyang. Tidak adakah rasa empati sebagai mahluk sosial yang
timbul dalam benak kita untuk bisa membantu sesama. Namun, semoga pembaca
sekalian adalah orang-orang yang pandai berbagi atas nikmat yang Tuhan berikan.
Sistem
perkenomian yang semakin merosot jauh menjadikan para buruh pekerja harian harus gulung tikar atas pandemi yang tengah
malanda. Tentunya kita semua percaya pada kinerja pemerintah yang selalu
mencari solusi atas problematika yang tengah terjadi. Saat ini pemerintah
sedang berupaya memberikan bantuan kebutuhan pokok kepada masyarakat ditengah
Pandemi ini. Dengan sistem penyaluran dari Pemerintah Pusat hingga ke pelosok
Desa. Upaya ini adalah salah satu cara yang laksanakan pemerintah untuk bisa
menjamin kesejahteraan masyarakatnya ditengah polemik yang melanda.
Namun
ada satu cuitan media sosial yang menarik perhatian penulis untuk ulas. Banyak
masyarakat yang mengeluhkan atas tidak meratanya pembagian bantuan dari
pemerintah, justru masyarakat yang merasa layak mendapat bantuan tidak mengecap
sama sekali rasa dari bantuan itu. Justru, mereka yang masih mampu untuk
memenuhi kebutuhan pokok dan bisa dikatakan berkecukupan malah mendapat bantuan
serupa.
Dari
hal di atas penulis ingin mengingatkan, mari kita kembali merujuk pada
PERMENDES No 6 tahun 2020 pada pasal 8A, pada point (2) penanganan dampak
pandemi covid 19 sebagamana yang dimaksud pada ayat 1 , dapat berupa BLT/Dana
Desa kepada keluarga miskin di desa sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan. Selanjutnya pada point ( 3 ) keluaraga miskin sebagaimana
yang dimaksud pada (2) yang menerima
BLT-Dana Desa merupakan keluarga yang kehilangan mata pencaharianya atau
pekerjaan, belum terdata menerima program keluarga harapan (PKH). Bantuan
Pangan Non Tunai (BPNT), dan kartu par kerja, serta yang mempunyai anggota
keluarga yang rentan sakit menahun/ kronis.
Tentunya
sudah sangat jelas pada hal diatas disampaikan sebagaimana kriterianpenerima
bantuan langsung tunai tersebut. Oleh karena itu penulis mengajak kepada
pemerintah dan juga pembaca mari kita sama-sama bersatu untuk kiranya dapat
memberikan hak pada orang yang memang layak membutuhkan ditengah situasi kritis
begini. Penulis percaya bahwa orang-orang yang berada pada tatanan pemerintahan
adalah orang yang dapat dipercaya serta memiliki kepedulian yang tinggi
terhadap masyarakatnya. Dengan adanya situasi sulit seperti saat sekarang ini,
bukan justru dijadikan sebagai ajang untuk menyelamatkan kaum tertentu. Jangan
sampai istilah “ Yang miskin makin miskin hingga mati, yang kaya makin kaya
sampai lupa diri ”.
Dengan
demikian, hal ini menjadi perhatian penuh kita semua, dimasa sulit ini kita
harus bisa saling melindungi dan memberikan dukungan yang positif satu sama
lain. Sebagai mahluk sosial yang hidup ditengah masyarakat serta dituntut untuk
bisa saling mengasihi dan menyayangi. Bukankah sebaik-baik manusia adalah
manusia yang bisa bermanfaat bagi manusia lainnya ? . mari untuk bisa sama-sama
saling membantu, melihat kiri dan kanan kita untuk mengulurkan tangan seraya
memberi dengan ikhlas agar bisa menolong keberlangsungan hidup saudara kita
yang lainnya. Penulis kembali menekan pada pembaca untuk mengikuti aturan yang
ada agar kita bisa selamat dari pademi yang tengah melanda. Jangan lupa untuk
bisa menerapkan Sila ke Lima Keadilan Sosial Bagi seluruh Rakyat Indonesia
bukan Keadilan sosial untuk seluruh keluarga saya.
Terimakasih
Sampai jumpa pada coretan selanjutnya. #dirumahaja
Penulis : Ikra Paulus