Serba-Serbi Pandemi
Oleh :
Achmad Husein Hasni
Penduduk
yang berada di berbagai negara kini tertunduk lesu dan terdiam tak berdaya atas
wabah corona yang melanda berbagai wilayah yang ada di muka bumi. setiap hari
setiap saat pemerintah atau lembaga terkait mengumumkan jumlah penderita atau
masyarakat yang positif mengidap virus corona. Kita tentu masih ingat pada apa
yang terjadi di Wuhan China, negeri itu seketika bagaikan daerah mati yang tak
berpenghuni karena kebijakan pemerintah yang menerapkan lock down untuk
menghentikan penyebaran virus corona kepada banyak orang. Semakin hari tanpa
disadari oleh masyarakat yang berada di negara lain ternyata virus ini mampu
menyebar luas dan berdampak besar bagi seluruh negara. Virus ini menyentuh
sampai pada seluruh aspek kehidupan, baik itu kesehatan, social, ekonomi dan
lain sebagainya, semuanya menjadi tidak stabil dengan adanya virus ini. Banyak
masyarakat yang merasa risau dan khawatir akan penyebaran virus ini karena
tentu virus ini akan cukup mematikan bagi siapa saja yang terkontaminasi oleh
makhluk yang satu ini. Untuk itu sebagai masyarakat tentu kita harus waspada
dan melakukan tindakan preventif guna menghindari serangan dari virus yang
mematikan ini dan berupaya untuk memutus mata rantai penyebaran dari virus
tersebut.
Indonesia
pada sekitar awal maret digemparkan dengan adanya masyarakat yang terpapar
virus corona, seiring cepatnya penyebaran virus ini, sekiranya ada beberapa
pejabat penting yang juga terserang virus berbahaya ini seperti salah satu
menteri pemerintahan Indonesia dan salah satu bupati yang ada di wilayah
Indonesia. Tentu saja hal demikian menjadikan masyarakat Indonesia lebih
khawatir dan lebih panik akan kehadiran virus ini sebab efek yang ditimbulkan
oleh virus ini begitu tersembunyi dan penyebarannya-pun sangatlah cepat,
sehingganya tidak heran sebagian masyarakat lebih memilih untuk berdiam diri di
rumah dan bahkan seluruh instansi yang ada menerapkan system work from home
atau bekerja dari rumah. Hal ini dinilai efektif untuk menutup laju pertumbuhan
penyebaran virus corona dan lebih menjaga diri untuk tidak terserang virus yang
sangat populer pada tahun 2020 ini.
Setelah
melihat penyebaran dan dampak yang ditimbulkan oleh covid-19 yang sangat besar
maka badan kesehatan dunia atau WHO menetapkan virus corona sebagai pandemi
yang harus diseriusi oleh masyarakat dunia agar tidak melakukan aktivitas yang
sifatnya perkumpulan dan selalu menjaga jarak dengan orang-orang yang berada
disekitar kita atau yang disebut dengan
physical distancing. Berbagai macam upaya dilakukan oleh beberapa instansi
maupun perseorangan untuk tetap menjaga segala hal yang bisa menimbulkan
penyebaran virus corona di berbagai
tempat, antara lain yaitu adanya penyuluhan atau sosialisasi kepada masyarakat
untuk tetap menjaga kebersihan diri dan lingkungan serta tidak melaksanakan
aktivitas diluar rumah, setelah itu adanya pembersihan atau penyemprotan
disinvektan diberbagai tempat yang ada seperti masjid, kantor, sekolah dan lain
sebagainya serta pusat layanan informasi yang disediakan oleh pemerintah untuk
memantau perkembangan penyebaran covid-19 yang ada di Indonesia, serta masih
banyak lagi hal-hal lain yang dilakukan untuk mencegah penyebaran virus ini.
Semua hal ini dilakukan demi terciptanya suatu masyarakat yang sehat dan bebas
dari corona.
Kita
tentu menyadari bahwa adanya wabah corona ini jelas sangat menyusahkan
masyarakat. Terlebih kepada masyarakat yang harus mencari nafkah diluar rumah
yang tentu tidak memiliki penghasilan tetap seperti pegawai kantoran atau
pegawai negeri yang bekerja didalam ruangan. Kita bisa mengambil contoh yaitu
ojek online dan ojek konvensional. Mereka setiap hari harus keluar untuk
mencari pemasukan bagi diri dan keluarga mereka. Tetapi dengan adanya wabah ini
mereka sekiranya lebih berhati-hati karena kita tidak tahu mungkin bagi mereka
tukang ojek online bisa mendapatkan penghasilan sebagai jasa kurir, tapi untuk
tukang ojek konvensional seperti supir taxi dan lain sebagainya akan sangat
kesulitan untuk bisa mendapatkan jumlah penumpang yang cukup signifikan
diakibatkan oleh ancaman corona yang merajalela, sehingga banyak masyarakat
yang lebih memilih berada didalam rumah ketimbang harus keluar rumah tanpa
sesuatu yang bersifat urgent dan mendesak.
Berikutnya
penulis ingin menceritrakan keluhan mahasiswa. Adanya pandemi dan pembatasan
aktivitas social masyarakat di berbagai tempat atau social distancing,
nampaknya cukup menyulitkan mahasiswa. Pasalnya seluruh rektor yang ada di
Indonesia meniadakan aktifitas kerja di kampus dan menggantinya dengan work
from home. Untuk proses pembelajaran sendiri, para pimpinan universitas mengeluarkan
edaran untuk melaksanakan kuliah DARING (dalam jaringan). Pelaksanaan kuliah
daring ini tampaknya cukup sulit untuk beberapa mahasiswa yang ada. Berbagai
alasan yang timbul seperti kurangnya fasilitas untuk menunjang kuliah
daring/online dan kuantitas tugas yang diberikan oleh dosen menjadi beberapa
hal yang dikeluhkan oleh mahasiswa sehingganya pihak pemerintah dalam hal ini
lembaga terkait dan pimpinan universitas harus mencari upaya untuk dapat
mengefisiensikan pelaksanaan kuliah daring yang ada di berbagai kampus di tanah
air.
Fenomena berikutnya yaitu pertumbuhan ekonomi Indonesia yang semakin hari semakin memprihatinkan. Adanya wabah corona ini sudah barang tentu dapat menurunkan kualitas ekonomi suatu negara. Aktivitas perekonomian yang semakin melemah menjadi dasar turunnya pertumbuhan ekonomi suatu negara. Untuk itu perlu ada sinergitas dari berbagai pihak untuk dapat menstabilkan kondisi perekonomian negara. Bicara masalah perekonomian, penulis tertarik dengan fenomena melonjaknya harga masker dipasaran. Tentu ini menjadi perhatian khusus oleh berbagai pihak ditengah wabah yang semakin hari semakin meluas. Tingginya permintaan konsumen terhadap masker menjadikan beberapa orang memanfaatkan kesempatan ini untuk mengambil keuntungan pribadi. Jelas hal ini harus segera ditangani oleh pihak terkait sebab masker menjadi benda yang sangat dibutuhkan oleh banyak orang untuk digunakan pada situasi seperti saat ini.
Industrialisasi
4.0 juga sangat berdampak bagi sebagian masyarakat. Cepatnya akses komunikasi
dan informasi yang ada menjadi hal yang sangat dibutuhkan pada kondisi saat
ini. Kenapa demikian? rasa keingintahuan seseorang yang cukup besar menjadi
factor teknologi informasi berkembang pesat dan sangat efektif dalam membantu aktivitas
masyarakat sehari-hari. Akan tetapi, banyak juga masyarakat yang
menyalahgunakan teknologi informasi ini. Munculnya berbagai macam berita hoax
yang ada di berbagai media online khususnya whattsapp menjadi salah satu factor
yang sangat meresahkan warga masyarakat. Terlebih ditengah polarisasi yang
terjadi di masyarakat atas respon dari perintah atau edaran yang dikeluarkan
oleh pemerintah menjadikan situasi yang ada saat ini sedikit tidak kondusif,
karena kerisauan yang menghantui masyarakat akan penyebaran virus corona bagi
sebagian masyarakat belum menjadi perhatian khusus, sehingganya seluruh lapisan
masyarakat harus bersinergi dalam pencegahan dari penyebaran virus ini.
Terakhir
penulis ingin mengemukakan kebijakan yang cukup aneh dan cukup merisaukan
masyarakat juga terkait pembebasan narapidana. Kebijakan ini dikeluarkan oleh
menteri hukum dan hak asasi manusia bapak Yasona Laoly akhir-akhir ini. Menurut
beliau kebijakan ini dikeluarkan sebagai pencegahan penyebaran virus corona
yang ada di Indonesia, sebab dengan kondisi lapas yang ada dan jumlah
narapidana yang cukup banyak pada satu lembaga pemasyarakatan akan sangat
rentan untuk tertularnya virus covid-19 ini kepada narapidana yang justru akan
sangat membahayakan bagi penghuni lapas yang lain. Hal ini menimbulkan kontra
di tengah masyrakat karena membebaskan narapidana dengan alasan demikian bukan
menjadi satu-satunya jalan untuk memutus penyebaran covid-19 ini. Petugas lapas
bisa lebih memperketat penjagaan dan pelayanan bagi pengunjung lapas yang datang
sesuai protokol keselamatan covid-19. Juga bagi sebagian yang lain kebijakan
ini rasanya dikeluarkan untuk dapat membebaskan para narapidana korupsi yang
ada di Indonesia. Padahal sesuai temuan yang pernah ditampilkan oleh salah satu
stasiun TV yang ada di Indonesia memperlihatkan secara jelas terkait kondisi
lapas atau tempat hukuman bagi narapidana korupsi yang jauh dari kata efek jera.
Sekiranya ini perlu menjadi perhatian kita bersama dalam menyikapi wabah pandemi
yang ada di negara kita agar jangan sampai ada pihak-pihak yang tidak
bertanggungjawab memanfaatkan kondisi ini untuk hal yang dapat merugikan banyak
orang.
Penulis adalah
Mahasiswa PPKn FIS UNG, Aktivis FKMM-Gorontalo (Forum Komunikasi Mahasiswa
Muslim)