Serba-Serbi Pandemi

Iklan Semua Halaman

Iklan

Serba-Serbi Pandemi

FKMM Gorontalo
Rabu, 08 April 2020

Serba-Serbi Pandemi
 Oleh : 
Achmad Husein Hasni
Penduduk yang berada di berbagai negara kini tertunduk lesu dan terdiam tak berdaya atas wabah corona yang melanda berbagai wilayah yang ada di muka bumi. setiap hari setiap saat pemerintah atau lembaga terkait mengumumkan jumlah penderita atau masyarakat yang positif mengidap virus corona. Kita tentu masih ingat pada apa yang terjadi di Wuhan China, negeri itu seketika bagaikan daerah mati yang tak berpenghuni karena kebijakan pemerintah yang menerapkan lock down untuk menghentikan penyebaran virus corona kepada banyak orang. Semakin hari tanpa disadari oleh masyarakat yang berada di negara lain ternyata virus ini mampu menyebar luas dan berdampak besar bagi seluruh negara. Virus ini menyentuh sampai pada seluruh aspek kehidupan, baik itu kesehatan, social, ekonomi dan lain sebagainya, semuanya menjadi tidak stabil dengan adanya virus ini. Banyak masyarakat yang merasa risau dan khawatir akan penyebaran virus ini karena tentu virus ini akan cukup mematikan bagi siapa saja yang terkontaminasi oleh makhluk yang satu ini. Untuk itu sebagai masyarakat tentu kita harus waspada dan melakukan tindakan preventif guna menghindari serangan dari virus yang mematikan ini dan berupaya untuk memutus mata rantai penyebaran dari virus tersebut.
Indonesia pada sekitar awal maret digemparkan dengan adanya masyarakat yang terpapar virus corona, seiring cepatnya penyebaran virus ini, sekiranya ada beberapa pejabat penting yang juga terserang virus berbahaya ini seperti salah satu menteri pemerintahan Indonesia dan salah satu bupati yang ada di wilayah Indonesia. Tentu saja hal demikian menjadikan masyarakat Indonesia lebih khawatir dan lebih panik akan kehadiran virus ini sebab efek yang ditimbulkan oleh virus ini begitu tersembunyi dan penyebarannya-pun sangatlah cepat, sehingganya tidak heran sebagian masyarakat lebih memilih untuk berdiam diri di rumah dan bahkan seluruh instansi yang ada menerapkan system work from home atau bekerja dari rumah. Hal ini dinilai efektif untuk menutup laju pertumbuhan penyebaran virus corona dan lebih menjaga diri untuk tidak terserang virus yang sangat populer pada tahun 2020 ini.
Setelah melihat penyebaran dan dampak yang ditimbulkan oleh covid-19 yang sangat besar maka badan kesehatan dunia atau WHO menetapkan virus corona sebagai pandemi yang harus diseriusi oleh masyarakat dunia agar tidak melakukan aktivitas yang sifatnya perkumpulan dan selalu menjaga jarak dengan orang-orang yang berada disekitar kita  atau yang disebut dengan physical distancing. Berbagai macam upaya dilakukan oleh beberapa instansi maupun perseorangan untuk tetap menjaga segala hal yang bisa menimbulkan penyebaran virus corona  di berbagai tempat, antara lain yaitu adanya penyuluhan atau sosialisasi kepada masyarakat untuk tetap menjaga kebersihan diri dan lingkungan serta tidak melaksanakan aktivitas diluar rumah, setelah itu adanya pembersihan atau penyemprotan disinvektan diberbagai tempat yang ada seperti masjid, kantor, sekolah dan lain sebagainya serta pusat layanan informasi yang disediakan oleh pemerintah untuk memantau perkembangan penyebaran covid-19 yang ada di Indonesia, serta masih banyak lagi hal-hal lain yang dilakukan untuk mencegah penyebaran virus ini. Semua hal ini dilakukan demi terciptanya suatu masyarakat yang sehat dan bebas dari corona.
Kita tentu menyadari bahwa adanya wabah corona ini jelas sangat menyusahkan masyarakat. Terlebih kepada masyarakat yang harus mencari nafkah diluar rumah yang tentu tidak memiliki penghasilan tetap seperti pegawai kantoran atau pegawai negeri yang bekerja didalam ruangan. Kita bisa mengambil contoh yaitu ojek online dan ojek konvensional. Mereka setiap hari harus keluar untuk mencari pemasukan bagi diri dan keluarga mereka. Tetapi dengan adanya wabah ini mereka sekiranya lebih berhati-hati karena kita tidak tahu mungkin bagi mereka tukang ojek online bisa mendapatkan penghasilan sebagai jasa kurir, tapi untuk tukang ojek konvensional seperti supir taxi dan lain sebagainya akan sangat kesulitan untuk bisa mendapatkan jumlah penumpang yang cukup signifikan diakibatkan oleh ancaman corona yang merajalela, sehingga banyak masyarakat yang lebih memilih berada didalam rumah ketimbang harus keluar rumah tanpa sesuatu yang bersifat urgent dan mendesak.
Berikutnya penulis ingin menceritrakan keluhan mahasiswa. Adanya pandemi dan pembatasan aktivitas social masyarakat di berbagai tempat atau social distancing, nampaknya cukup menyulitkan mahasiswa. Pasalnya seluruh rektor yang ada di Indonesia meniadakan aktifitas kerja di kampus dan menggantinya dengan work from home. Untuk proses pembelajaran sendiri, para pimpinan universitas mengeluarkan edaran untuk melaksanakan kuliah DARING (dalam jaringan). Pelaksanaan kuliah daring ini tampaknya cukup sulit untuk beberapa mahasiswa yang ada. Berbagai alasan yang timbul seperti kurangnya fasilitas untuk menunjang kuliah daring/online dan kuantitas tugas yang diberikan oleh dosen menjadi beberapa hal yang dikeluhkan oleh mahasiswa sehingganya pihak pemerintah dalam hal ini lembaga terkait dan pimpinan universitas harus mencari upaya untuk dapat mengefisiensikan pelaksanaan kuliah daring yang ada di berbagai kampus di tanah air.

Fenomena berikutnya yaitu pertumbuhan ekonomi Indonesia yang semakin hari semakin memprihatinkan. Adanya wabah corona ini sudah barang tentu dapat menurunkan kualitas ekonomi suatu negara. Aktivitas perekonomian yang semakin melemah menjadi dasar turunnya pertumbuhan ekonomi suatu negara. Untuk itu perlu ada sinergitas dari berbagai pihak untuk dapat menstabilkan kondisi perekonomian negara. Bicara masalah perekonomian, penulis tertarik dengan fenomena melonjaknya harga masker dipasaran. Tentu ini menjadi perhatian khusus oleh berbagai pihak ditengah wabah yang semakin hari semakin meluas. Tingginya permintaan konsumen terhadap masker menjadikan beberapa orang memanfaatkan kesempatan ini untuk mengambil keuntungan pribadi. Jelas hal ini harus segera ditangani oleh pihak terkait sebab masker menjadi benda yang sangat dibutuhkan oleh banyak orang untuk digunakan pada situasi seperti saat ini.
Industrialisasi 4.0 juga sangat berdampak bagi sebagian masyarakat. Cepatnya akses komunikasi dan informasi yang ada menjadi hal yang sangat dibutuhkan pada kondisi saat ini. Kenapa demikian? rasa keingintahuan seseorang yang cukup besar menjadi factor teknologi informasi berkembang pesat dan sangat efektif dalam membantu aktivitas masyarakat sehari-hari. Akan tetapi, banyak juga masyarakat yang menyalahgunakan teknologi informasi ini. Munculnya berbagai macam berita hoax yang ada di berbagai media online khususnya whattsapp menjadi salah satu factor yang sangat meresahkan warga masyarakat. Terlebih ditengah polarisasi yang terjadi di masyarakat atas respon dari perintah atau edaran yang dikeluarkan oleh pemerintah menjadikan situasi yang ada saat ini sedikit tidak kondusif, karena kerisauan yang menghantui masyarakat akan penyebaran virus corona bagi sebagian masyarakat belum menjadi perhatian khusus, sehingganya seluruh lapisan masyarakat harus bersinergi dalam pencegahan dari penyebaran virus ini.
Terakhir penulis ingin mengemukakan kebijakan yang cukup aneh dan cukup merisaukan masyarakat juga terkait pembebasan narapidana. Kebijakan ini dikeluarkan oleh menteri hukum dan hak asasi manusia bapak Yasona Laoly akhir-akhir ini. Menurut beliau kebijakan ini dikeluarkan sebagai pencegahan penyebaran virus corona yang ada di Indonesia, sebab dengan kondisi lapas yang ada dan jumlah narapidana yang cukup banyak pada satu lembaga pemasyarakatan akan sangat rentan untuk tertularnya virus covid-19 ini kepada narapidana yang justru akan sangat membahayakan bagi penghuni lapas yang lain. Hal ini menimbulkan kontra di tengah masyrakat karena membebaskan narapidana dengan alasan demikian bukan menjadi satu-satunya jalan untuk memutus penyebaran covid-19 ini. Petugas lapas bisa lebih memperketat penjagaan dan pelayanan bagi pengunjung lapas yang datang sesuai protokol keselamatan covid-19. Juga bagi sebagian yang lain kebijakan ini rasanya dikeluarkan untuk dapat membebaskan para narapidana korupsi yang ada di Indonesia. Padahal sesuai temuan yang pernah ditampilkan oleh salah satu stasiun TV yang ada di Indonesia memperlihatkan secara jelas terkait kondisi lapas atau tempat hukuman bagi narapidana korupsi yang jauh dari kata efek jera. Sekiranya ini perlu menjadi perhatian kita bersama dalam menyikapi wabah pandemi yang ada di negara kita agar jangan sampai ada pihak-pihak yang tidak bertanggungjawab memanfaatkan kondisi ini untuk hal yang dapat merugikan banyak orang.
Penulis adalah Mahasiswa PPKn FIS UNG, Aktivis FKMM-Gorontalo (Forum Komunikasi Mahasiswa Muslim)