Bersatu Melawan Corona

Iklan Semua Halaman

Iklan

Bersatu Melawan Corona

FKMM Gorontalo
Kamis, 07 Mei 2020

Bersatu Melawan Corona

 Oleh :
Achmad Husein Hasni ( Mahasiswa FIS UNG)
Corona menjadi perbincangan menarik pada akhir-akhir ini dikarenakan jumlah penderita atau orang yang terkena virus ini dari hari ke hari semakin tinggi dengan penyebaran yang semakin meluas sampai di seluruh negara yang ada di muka bumi. Berbagai macam upaya dilakukan masyarakat agar dapat terhindar dari virus yang sangat membahayakan ini. Hal ini dilakukan sebagai sikap preventif untuk supaya bisa terhindar dari penyabaran virus yang hadir pada sekitar awal tahun 2020 ini. Berbagai kegiatan atau pekerjaan dibatasi aktivitasnya terutama untuk aktivitas yang dilakukan di luar rumah, tempat-tempat umum dan gerai atau toko yang ada di setiap tempat menyediakan air dan sabun untuk supaya masyarakat bisa mencuci tangannya terlebih dahulu sebelum melakukan interaksi atau transaksi jual-beli dengan orang yang ada di sekitarnya. Upaya seperti karantina mandiri, sosial distancing, physical distancing dan menggunakan masker pada saat berada di luar rumah menjadi hal yang sangat trend atau massive diterapkan dikalangan masyarakat sekarang untuk menghindari penyebaran virus corona dan peluang terjangkitnya dan tersebarnya virus covid-19 semakin luas lagi pada masyarakat. Terlebih lagi tempat-tempat yang sering dikunjungi oleh masyarakat seperti masjid atau rumah ibadah, kantor dan lain sebagainya harus terjaga kebersihannya dengan cara menyemprotkan disinfektan pada tempat-tempat atau benda-benda yang ada di sekitar kita dengan upaya sekali lagi untuk mencegah tersebarnya virus yang pertama kali muncul dari negara china ini.
Beberapa hal di atas merupakan bentuk sikap preventif masyarakat untuk menghindari penyebaran virus covid-19 ini. Dari pemerintah sendiri tampaknya juga sangat focus dengan penanganan serta pencegahan penyebaran virus corona ini, terlebih di Indonesia seluruh daerah atau provinsi yang ada telah memasuki zona merah atau dengan artian seluruh provinsi di Indonesia telah mengalami kasus pasien yang positif terkena virus covid-19. Beberapa hal yang dilkukan pemerintah agar dapat memutus rantai penyebaran covid-19 yaitu dimulai dari sosialisasi hidup sehat, pembentukan satgas penanganan covid-19, sampai pada pembatasan sosial berskala besar atau yang dikenal dengan istilah PSBB. Ada beberapa kendala dari pemerintah itu sendiri dalam melaksanakan program pencegahan penyebaran virus covid-19 ini. Yang pertama terkait dengan kesadaran masyarakat yang masih rendah. Kita ketahui bersama bahwa seluruh instansi sampai pada organisasi terkait telah melakukan sosialisasi dan himbauan untuk menerapkan hidup sehat dan melakukan karantina diri sampai harus melakukan pekerjaan dari rumah, tapi setelah dievaluasi oleh pemerintah dan melihat laju penyebaran yang semakin tinggi maka harus ada upaya yang lebih untuk bisa memutus mata rantai penyebaran covid-19 ini. Pemerintah melakukan kajian terkait dengan pembatasan sosial masyarakat. Menurut beberapa pihak harus ada upaya yang sangat besar untuk dapat mengakhiri situasi pandemic ini agar kehidupan masyarakat bisa kembali berjalan normal sebagaimana biasa, akan tetapi mengenai pembatasan sosial ini jelas menimbulkan banyak perdebatan dan asumsi serta hal-hal lainnya yang dapat merugikan semua pihak. Upaya yang paling radikal yang harus ditindaki oleh pemerintah yaitu penerapan lock down, tetapi untuk hal ini pemerintah agak sedikit sulit menjalankannya karena kebutuhan pokok masyarakat harus terpenuhi jika lock down ini dilakukan. Untuk masalah kebutuhan pokok masyarakat, tentu harus ada yang bisa mendistribusikan dan menjamin tersampainya kebutuhan itu kepada masyarakat, tapi ini bukanlah sesuatu yang mudah bagi pemerintah Indonesia. Untuk itu dengan tetap mengutamakan pencegahan penyebaran virus corona ini maka beberapa wilayah memutuskan untuk melakukan pembatasan sosial berskala besar dengan menutup atau membatasi akses perhubungan seperti bandara, pelabuhan dan perbatasan jalur darat yang mengakibatkan beberapa masyarakat untuk tidak mudik serta membatasi aktivitas sosial masyarakat pada tempat-tempat yang dapat menimbulkan keramaian atau perkumpulan seperti tempat ibadah, tempat makan, supermarket dan lain sebagainya dengan batasan waktu yang telah ditentukan.
Pada situasi seperti ini memang cukup sulit untuk masyarakat melakukan aktivitas yang sifatnya berinteraksi langsung dengan orang lain. Untuk mengatasi hal tersebut, media sosial menjadi satu-satunya wadah masyarakat dalam berkomunikasi dan berinteraksi dengan sesama. Akan tetapi dengan pesatnya akses informasi yang ada di media sosial, terkadang banyak masyarakat yang sering menyalahgunakan media sosial ini dengan menyebarkan informasi hoax dan ujaran kebencian. Seperti halnya yang terjadi pada beberapa waktu lalu di Gorontalo yaitu pada saat pemerintah mengumumkan pasien 01 positif covid-19, masyarakat gorontalo gempar dengan hal ini, benyaknya status dan postingan yang berada di sosial media menjadi bukti bahwa ada keresahan di tengah masyarakat akan virus covid-19 yang dapat membahayakan jiwa mereka. Tetapi postingan yang ada di media sosial itu lebih banyak berisi ujaran kebencian dan bully dengan kata atau kalimat yang tidak baik dengan menyalahkan pasien yang positif terkena virus corona itu. Padahal sebagai sesama warga masyarakat harusnya kita saling mendukung dan mensupport kepada para penderita virus covid-19 ini agar dapat membangun suatu energy positif yang sekiranya mampu menumbukan kesatuan dan persatuan di tengah-tengah wabah pandemic yang kita alami saat ini.
Sinergitas dari seluruh elemen dan lapisan masyarakat menjadi sesuatu yang bisa membawa perubahan besar pada situasi sulit ini untuk kembali menjadi normal seperti biasa. Banyak masyarakat kehilangan mata pencahariannya dengan situasi pandemic yang ada sekarang, untuk itu kesadaran akan saling tolong-menolong dan membantu kepada sesama orang yang membutuhkan menjadi tindakan mulia yang harus sama-sama masyarakat lakukan pada saat ini. Melakukan pengumpulan donasi, dan memberikan sembako kepada orang yang membutuhkan menjadi salah satu upaya agar tetap menjaga dan menumbukan kepedulian sosial untuk keberlangungan hidup masyarakat ditengah situasi pandemic yang kita alami sekarang. Kesadaran diri akan penerapan himbauan dari pemerintah setempat juga merupakan perbuatan mulia untuk menjaga lngkungan kita terhindar dari penyabaran virus corona ini. Terakhir, bijak dalam menggunakan media sosial juga harus dihadirkan pada seluruh elemen masyarakat yang ada agar supaya atmosfer positif untuk melawan virus corona ini bisa terbangun secara massive dan aktif. Kesadaran diri, kepedulian dan optimisme menjadi kunci kita bersama dalam melawan virus corona untuk mengembalikan kehidupan normal yang seperti diimpikan oleh seluruh manusia yang ada di dunia saat ini.
Penulis adalah Mahasiswa Jurusan PPKn FIS UNG, Aktivis Forum Komunikasi Mahasiswa Muslim (FKMM-Gorontalo)