Bersatu Melawan Corona
Oleh :
Achmad Husein Hasni (
Mahasiswa FIS UNG)
Corona
menjadi perbincangan menarik pada akhir-akhir ini dikarenakan jumlah penderita
atau orang yang terkena virus ini dari hari ke hari semakin tinggi dengan
penyebaran yang semakin meluas sampai di seluruh negara yang ada di muka bumi.
Berbagai macam upaya dilakukan masyarakat agar dapat terhindar dari virus yang
sangat membahayakan ini. Hal ini dilakukan sebagai sikap preventif untuk supaya
bisa terhindar dari penyabaran virus yang hadir pada sekitar awal tahun 2020
ini. Berbagai kegiatan atau pekerjaan dibatasi aktivitasnya terutama untuk
aktivitas yang dilakukan di luar rumah, tempat-tempat umum dan gerai atau toko
yang ada di setiap tempat menyediakan air dan sabun untuk supaya masyarakat
bisa mencuci tangannya terlebih dahulu sebelum melakukan interaksi atau
transaksi jual-beli dengan orang yang ada di sekitarnya. Upaya seperti
karantina mandiri, sosial distancing, physical distancing dan menggunakan
masker pada saat berada di luar rumah menjadi hal yang sangat trend atau
massive diterapkan dikalangan masyarakat sekarang untuk menghindari penyebaran
virus corona dan peluang terjangkitnya dan tersebarnya virus covid-19 semakin
luas lagi pada masyarakat. Terlebih lagi tempat-tempat yang sering dikunjungi
oleh masyarakat seperti masjid atau rumah ibadah, kantor dan lain sebagainya
harus terjaga kebersihannya dengan cara menyemprotkan disinfektan pada
tempat-tempat atau benda-benda yang ada di sekitar kita dengan upaya sekali
lagi untuk mencegah tersebarnya virus yang pertama kali muncul dari negara
china ini.
Beberapa
hal di atas merupakan bentuk sikap preventif masyarakat untuk menghindari
penyebaran virus covid-19 ini. Dari pemerintah sendiri tampaknya juga sangat
focus dengan penanganan serta pencegahan penyebaran virus corona ini, terlebih
di Indonesia seluruh daerah atau provinsi yang ada telah memasuki zona merah
atau dengan artian seluruh provinsi di Indonesia telah mengalami kasus pasien
yang positif terkena virus covid-19. Beberapa hal yang dilkukan pemerintah agar
dapat memutus rantai penyebaran covid-19 yaitu dimulai dari sosialisasi hidup
sehat, pembentukan satgas penanganan covid-19, sampai pada pembatasan sosial
berskala besar atau yang dikenal dengan istilah PSBB. Ada beberapa kendala dari
pemerintah itu sendiri dalam melaksanakan program pencegahan penyebaran virus
covid-19 ini. Yang pertama terkait dengan kesadaran masyarakat yang masih
rendah. Kita ketahui bersama bahwa seluruh instansi sampai pada organisasi
terkait telah melakukan sosialisasi dan himbauan untuk menerapkan hidup sehat
dan melakukan karantina diri sampai harus melakukan pekerjaan dari rumah, tapi
setelah dievaluasi oleh pemerintah dan melihat laju penyebaran yang semakin
tinggi maka harus ada upaya yang lebih untuk bisa memutus mata rantai
penyebaran covid-19 ini. Pemerintah melakukan kajian terkait dengan pembatasan
sosial masyarakat. Menurut beberapa pihak harus ada upaya yang sangat besar
untuk dapat mengakhiri situasi pandemic ini agar kehidupan masyarakat bisa
kembali berjalan normal sebagaimana biasa, akan tetapi mengenai pembatasan
sosial ini jelas menimbulkan banyak perdebatan dan asumsi serta hal-hal lainnya
yang dapat merugikan semua pihak. Upaya yang paling radikal yang harus
ditindaki oleh pemerintah yaitu penerapan lock down, tetapi untuk hal ini
pemerintah agak sedikit sulit menjalankannya karena kebutuhan pokok masyarakat
harus terpenuhi jika lock down ini dilakukan. Untuk masalah kebutuhan pokok
masyarakat, tentu harus ada yang bisa mendistribusikan dan menjamin
tersampainya kebutuhan itu kepada masyarakat, tapi ini bukanlah sesuatu yang
mudah bagi pemerintah Indonesia. Untuk itu dengan tetap mengutamakan pencegahan
penyebaran virus corona ini maka beberapa wilayah memutuskan untuk melakukan
pembatasan sosial berskala besar dengan menutup atau membatasi akses
perhubungan seperti bandara, pelabuhan dan perbatasan jalur darat yang
mengakibatkan beberapa masyarakat untuk tidak mudik serta membatasi aktivitas
sosial masyarakat pada tempat-tempat yang dapat menimbulkan keramaian atau
perkumpulan seperti tempat ibadah, tempat makan, supermarket dan lain
sebagainya dengan batasan waktu yang telah ditentukan.
Pada
situasi seperti ini memang cukup sulit untuk masyarakat melakukan aktivitas
yang sifatnya berinteraksi langsung dengan orang lain. Untuk mengatasi hal
tersebut, media sosial menjadi satu-satunya wadah masyarakat dalam
berkomunikasi dan berinteraksi dengan sesama. Akan tetapi dengan pesatnya akses
informasi yang ada di media sosial, terkadang banyak masyarakat yang sering
menyalahgunakan media sosial ini dengan menyebarkan informasi hoax dan ujaran
kebencian. Seperti halnya yang terjadi pada beberapa waktu lalu di Gorontalo
yaitu pada saat pemerintah mengumumkan pasien 01 positif covid-19, masyarakat gorontalo
gempar dengan hal ini, benyaknya status dan postingan yang berada di sosial
media menjadi bukti bahwa ada keresahan di tengah masyarakat akan virus
covid-19 yang dapat membahayakan jiwa mereka. Tetapi postingan yang ada di
media sosial itu lebih banyak berisi ujaran kebencian dan bully dengan kata
atau kalimat yang tidak baik dengan menyalahkan pasien yang positif terkena
virus corona itu. Padahal sebagai sesama warga masyarakat harusnya kita saling
mendukung dan mensupport kepada para penderita virus covid-19 ini agar dapat
membangun suatu energy positif yang sekiranya mampu menumbukan kesatuan dan
persatuan di tengah-tengah wabah pandemic yang kita alami saat ini.
Sinergitas
dari seluruh elemen dan lapisan masyarakat menjadi sesuatu yang bisa membawa
perubahan besar pada situasi sulit ini untuk kembali menjadi normal seperti
biasa. Banyak masyarakat kehilangan mata pencahariannya dengan situasi pandemic
yang ada sekarang, untuk itu kesadaran akan saling tolong-menolong dan membantu
kepada sesama orang yang membutuhkan menjadi tindakan mulia yang harus
sama-sama masyarakat lakukan pada saat ini. Melakukan pengumpulan donasi, dan
memberikan sembako kepada orang yang membutuhkan menjadi salah satu upaya agar
tetap menjaga dan menumbukan kepedulian sosial untuk keberlangungan hidup
masyarakat ditengah situasi pandemic yang kita alami sekarang. Kesadaran diri
akan penerapan himbauan dari pemerintah setempat juga merupakan perbuatan mulia
untuk menjaga lngkungan kita terhindar dari penyabaran virus corona ini.
Terakhir, bijak dalam menggunakan media sosial juga harus dihadirkan pada
seluruh elemen masyarakat yang ada agar supaya atmosfer positif untuk melawan
virus corona ini bisa terbangun secara massive dan aktif. Kesadaran diri,
kepedulian dan optimisme menjadi kunci kita bersama dalam melawan virus corona
untuk mengembalikan kehidupan normal yang seperti diimpikan oleh seluruh
manusia yang ada di dunia saat ini.
Penulis adalah
Mahasiswa Jurusan PPKn FIS UNG, Aktivis Forum Komunikasi Mahasiswa Muslim (FKMM-Gorontalo)