SPIRIT NASIONALISME DI ERA NEW NORMAL

Iklan Semua Halaman

Iklan

SPIRIT NASIONALISME DI ERA NEW NORMAL

FKMM Gorontalo
Selasa, 07 Juli 2020

SPIRIT NASIONALISME DI ERA NEW NORMAL


Penulis : Achmad Husein Hasni
Sejarah panjang perjuangan bangsa Indonesia nampaknya cukup untuk memberikan contoh dan menjadi roll model kepada setiap insan manusia yang sejak lahir telah dianugerahkan untuk menjadi warga negara Indonesia. Hal itu patutlah disyukuri oleh setiap anak banga Indonesia yang diharapkan dapat meneruskan perjuangan dari the founding fathers bangsa Indonesia sebagai bentuk penghargaan tertinggi anak bangsa kepada para pejuang yang telah membawa kemerdekaan kepada kita sebagai anak bangsa Indonesia yang tentu diharapkan bisa menjadi pionir kejayaan negara kesatuan republik Indonesia.
Indonesia tentu memiliki segudang keindahan dan keunikan pada setiap sisi atau ruang lingkup, baik dari sisi alamiah-nya yaitu keanekaragaman hayati maupun sosial kemasyarakatan yang menjadi ciri identitas murni bangsa Indonesia. Segala kekayaan alam yang dimiliki oleh Indonesia menjadi modal dan harta karun bangsa Indonesia untuk bisa dimanfaatkan menjadi suatu nilai lokal yang bisa berguna untuk kehidupan masyarakat. Sumber kekayaan alam dan seluruh energi mineral yang terkandung di dalamnya menjadi anugerah terbesar yang diberikan Tuhan untuk bisa dimaksimalkan dengan sebaik-baiknya oleh anak-anak bangsa Indonesia dalam mendistribusikan kesejahteraan dan keadilan kepada seluruh rakyat Indonesia.
Selain memiliki kekayaan alam yang begitu hebat, Indonesia juga memiliki identitas nasional yang begitu otentik dan menjadi sumber kekayaan lain dari bangsa ini, identitas yang dimaksud yaitu keanekaragaman pada aspek sosial kemasyarakatan. Kita tentu menyadari bahwa para pendiri bangsa kita tentu memiliki kesulitan dalam menemukan kesepakatan untuk menentukan dasar negara, akan tetapi ada satu hal yang dimilki oleh para pendiri bangsa dan negara kita dalam melaksanakan kemerdekaan bangsa Indonesia walau di tengah perbedaan ideologi, ras, suku, agama dan daerah. Mereka memberikan contoh bahwa spirit nasionalisme menjadi sesuatu yang begitu mahal untuk merebut kemerdekaan bangsa Indonesia dari para penjajah. Semboyan Bhineka Tunggal Ika menjadi monumen pikiran dalam membangun kesadaran hidup bersama di tengah keniscayaan perbedaan yang tanpa kita sadari juga merupakan anugerah yang diberikan oleh Tuhan Yang Maha Esa untuk bisa mendewasakan diri dan karakter bangsa Indonesia yang sesungguhnya.
Tentu kita masih ingat dengan sejarah perjuangan mendirikan negara Indonesia yang begitu ulet dan cukup menguras pikiran dan tenaga dari para pendiri bangsa Indonesia, perdebatan akan pandangan hidup berbangsa dan bernegara menjadi sesuatu yang cukup panas dan panjang dalam menentukan arah masa depan bangsa kita. Tetapi mereka paham dan sadar betul akan substansi dan nilai yang terkandung dari Indonesia itu sendiri. Mereka melakukan dan menunjukkan kepada masyarakat internasional bahwa perbedaan yang menjadikan kita kuat dan bersatu, serta semangat perbedaan itu dituangkan dalam nilai gotong-royong dan tenggang rasa (kompromi) dalam mendirikan bangsa Indonesia yang sangat dicintai. Kita tentu paham bahwa rasa saling memiliki adalah bukti dari bentuk kemanusian tertinggi yang dimiliki oleh insan manusia yang hidup di muka bumi, untuk itu sikap gentlemen agreement menjadi modal berharga yang dimiliki oleh bangsa Indonesia dalam memulai pelaksanaan pembangunan negara dari berbagai macam aspek dan bersedia untuk menerima segala perkataan yang dianggap benar dan adil oleh seluruh pihak untuk kepentingan bersama.  
Seiring berjalannya waktu,tantangan dan hambatan yang dihadapi oleh bangsa Indonesia menjadikan bangsa dan negara kita seharusnya menjadi pribadi dengan karakter yang kuat untuk memajukan negara Indonesia, tetapi pada kenyataan yang ada, bangsa kita masih saja terus mencari jati dirinya dan terjebak pada situasi yang dapat mengancam eksistensi kedaulatan negara Indonesia. Terlebih pada saat ini bangsa kita menghadapi tantangan yang sangat berat, tantangan yang sebelumnya tidak pernah terbayangkan oleh kita semua. Situasi ini semakin memperparah stabilitas ekonomi bangsa Indonesia yang pada akhir-akhir ini mengalami kemunduran, begitupun dengan pengelolaan negara yang dinilai oleh masyarakat banyak belum maksimal dan masih dengan menggunakan cara atau strategi lama yang dianggap tidak berjalan baik dalam mewujudkan pembangunan nasional di Indonesia, sebagai contoh banyaknya keluhan dari masyarakat terkait kurangnya lapanagan pekerjaan, kenaikan tarif listrik, pajak kenderaan, BPJS dan lain sebagainya, serta menumpuknya hutang negara kita pada swasta dan asing yang diikuti oleh bangkrutnya beberapa perusahaan yang ada di dalam BUMN karena tidak mampu dalam membayar hutang. Pada aspek hukum, negara kita masih saja terjebak dalam ruang ketidak-adilan yang sangat menjatuhakan citra para penegak hukum di negara kita. Begitupun dengan wakil rakyat kita yang sepertinya juga terjebak dalam ketidak-pekaan masyarakat sebagai representative dalam menyuarakan hak rakyat, pembahasan rancangan undang-undang yang selalu dinilai kontroversial dan tidak sesuai dengan urgensi kebutuhan negara Indonesia menjadi cerminan lemahnya system ketatanegaraan yang dibangun. 
Pada situasi new normal seperti yang kita rasakan saat ini, bangsa kita seyogianya harus kembali menumbuhkan dan memancarkan spirit nasionalisme yang diajarkan oleh para pendiri bangsa kita. Semangnat gotong-royong untuk hidup bersama dalam suatu perbedaan harus kembali kita dengungkan dan perlihatkan bahwa kepentingan bersama jauh lebih berharga dari apapun. New normal menjadi tantangan baru untuk bangsa Indonesia dalam menguji seberapa besar rasa saling memahami antar sesama bangsa Indonesia itu hadir pada diri masyarakat, tentu menjalankan himbauan protocol kesehatan pencegahan covid-19 menjadi sesuatu yang dapat meminimalisir kemudharatan kepada orang banyak, padahal itu semua hanyalah langkah dan strategi negara dalam menutupi kegagalan terhadap lemahnya ekonomi negara kita sehingga tidak mampu secara massif dan menyeluruh dalam menyediakan fasilitas penunjang untuk memitigasi penyebaran virus korona dan juga kurang mampu dalam memenuhi kebutuhan pokok kepada masyarakat yang memang secara ekonomi memilki kekurangan.
Identitas Penulis:
Penulis adalah Mahasiswa Prodi PPKn FIS Universitas Negeri Gorontalo, Kader Forum Komunikasi Mahasiswa Muslim Cabang Gorontalo dan Kader LDF/LDK UNG.