DI BAYANG-BAYANGI CLASSTER BARU JELANG PILKADA

Iklan Semua Halaman

Iklan

DI BAYANG-BAYANGI CLASSTER BARU JELANG PILKADA

FKMM Gorontalo
Sabtu, 03 Oktober 2020

DI BAYANG-BAYANGI CLASSTER BARU JELANG PILKADA

Pada tahun ini kita masi di baying-bayangi tentang kekejaman covid 19 yang seakan-akan engan tuk pergi meningalkan kita, namun kali ini kita harus menerima kenyataan bahwa kita masi harus hidup di temani dan terbiasa dengan adanya covid 19 ini di tambah lagi dengan sebentar lagi kita akan masuk pada momuntuk bersejara dalam penetuan nasi daerah kita lima tahun kedepan yaitu pemelihan kepala daerah yang akan di rencanakan akan di laksanakan pada bulan desember nanti.

            Pada 9 desember nanti pasti kita semua sudah pada tahu tentang pemilihan serentak kepala daerah yang meliputi Pemilihan Gubernur, bupati dan walikota se seluruh wilayah yang ada di Indonesia pada tanggal tersebut, beberapa figur pun telah menyiapakan strategi jitu untuk kemenangan dalam pertarungan memperebutkan kursi nomor satu yang ada di daerah mereka, mulia dari belusukan ke daerah-daerah terpencil sampai ke dearah perkotaa tak luput mereka jajaki untuk menarik simpati warga. Ada pula yang sudah mulai kampanye kecil-kecillan entah itu berbentuk kempanye di media sosial maupun dengan dating langsung ke hajatan-hajatan warga. Semuapun mereka lakukan untuk kepentingan kemenangan dcalam pertarungan dalam memperebutkan tahtah jabatan.

Namun apakah kita sadar tentang status penyebaran covid 19 saat ini yang terbilang masi sangat tinggi, pun masi adca beberapa daerah yang sebelumnya sudah masuk pada zona hijau kini sudah masuk kembali pada zuna merah, bahkan menjelang pilkada ini angkah penderita covid masi saja tinggi. Regulasi atau peraturan pun gencar di luncurakan mulai dari tidak di wajibkan membuat hajatan yang bersifat kerumunan, pun sampai dengan beberapa tempat umum di larang di datangi dengan jumblah masa yang berlebihan, sebut saja tempat ibadah dan sekolahan. Khusus sekolah sampai detik ini tidak ada aktivitas kegiatan belajar mengajar dalam bentuk tatap muka atau bersekolah normal seperti biasanya sebelum ada corona, apalagi kemari yang lagi hangat-hangatnya di perbincangkan yaitu persoalan tidak ada ibadah haji namun pilkadak tetap di jalangkan. Sangat menarik ketika kita berbicara persoalan ini, aturan yang di keluaran kaya miring sebelah, mengapa saya berani berasumsi peraturan ini miring sebelah kerang tidak ada satu barometer yang mengukur bahwa dalam situasi pilkada saat ini tidak ada kerumunan, mungkin sahabat-sahabat kritikan negeri sudah mulia melihat dari beberapa postingan di media sosial tentang perkumpulan dan memperkenalkan atau pun deklarasi figur calon kepada daerah yang gencar di lakukan pada daerah-daerah yang sedang melakukan pemilihan tersebut.

            Namun tampa kita sadari kita telah terbawa suasan pilkada tersebut tampa kita melihat regulasi atau peraturan yang telah di keluarkan. Saat ini pula di berbagai daerah tela gencar melakukan razi masker pada warga namun apakah mereka sendiri patuh akan peraturan tersebut..?? saya piker tidak. Kembali lagi pada situasi pilkada yang sebentar lagi akan masuk masa kampanye yang sebenarnya pasti aka nada pertemuan besar-besaran yang di lakukan  berbagai fikur ini, namun apakah bisa di pastikan bahwa warga yang akan datang pada saat kampanye tersebut mematuhi protocol kesehatan atau minimal selama kampanye nanti mengunakan masker? Saya sendiri ragu akan hal itu. Karna tidak ada yang memastikan warga akan mematuhinya karena kita ketahui saja tingkat kebosanan dalam memakai mesker itu tidak lebih dari 2-3 menit. Silakan Tanya pakar psikologi tentang itu dari dasar ini saya bisa bisa berasumsi bahwa akan banyak clasternisasi baru yang akang terjadi pada saat pilkada pun  selesai pilkada nanti. Namun sunggu tak elok bila kita selalu mengkritik pemerintah tampa meningkalkan saran dan solusi, jadi solusi atau saran dari saya pribadi aparan keamana harus tegas dan persoaln ini ketika ada perkumpul dalam suasana kampanye nanti yang tidak mematuhi protocol kesehatan atau tidak memakai masker segerahlah di bubarkan tampa pandang bulu singah citra diri pihak keamana di angkat tegas dan serius dalam pemutuhan mata rantai covid 19 ini.

 

Penulis : Kiki Paulus