Merawat Peradaban

Iklan Semua Halaman

Iklan

Merawat Peradaban

FKMM Gorontalo
Minggu, 03 Januari 2021

 

MERAWAT PERADABAN


Oleh: Achmad Husein Hasni

Dalam suatu masa tentu kita akan menjumpai yang namanya kemunduran dan kemajuan suatu zaman/era. Kemunduran atau kemajuan diakibatkan oleh banyak faktor yang mempengaruhi suatu masa dalam siklus kehidupan manusia. Faktor-faktor tersebut bisa diakibatkan oleh manusia itu sendiri ataupun kondisi alam yang terjadi. Kemajuan suatu peradaban tentu sudah pasti terjadi karena pengembangan ilmu pengetahuan yang setiap waktu terus-menerus mengalami perkembangan untuk kemudahan dan berfungsi dalam menyelesaikan masalah yang terjadi dalam setiap perkembangan kehidupan yang ada pada suatu zaman. Sementara kemunduran peradaban bisa terjadi baik oleh manusianya yang tidak mampu bertahan dalam situasi yang ada atau malah tidak mampu melakukan suatu inovasi dalam menyelesaikan masalah yang terjadi bahkan mungkin manusia tidak mampu dalam membaca situasi sehingga tidak bisa memanfaatkan peluang yang ada dan tersingkirkan oleh ancaman yang datang karena tidak memiliki kompetensi dalam membangun sistem dan membentuk strategi dalam menghadapi tantangan peradaban yang terjadi.

Manusia sesuai kodratnya tentu sudahlah final dan harus dijalankan sebagai pemimpin yang ada di muka bumi sebagai makhluk yang diciptakan tuhan untuk menjalankan roda-roda kehidupan sesuai dengan takdir yang telah menjadi garis kekuasaan Tuhan yang maha esa. Sudah barang tentu hal ini menjadikan manusia sebagai perantara Tuhan dalam menjalankan takdirnya pada setiap proses perjalanan kehidupan manusia sebagai makhluk bumi. bukan hanya manusia, alam-pun memiliki tugas yang tidak kalah penting dalam membantu Tuhan menjalankan/merealisasikan takdir-Nya pada manusia. Mungkin barangkali manusia bisa melakukan segala hal yang dia inginkan untuk memenuhi hasrat dalam kehidupannya dengan rencana-rencana hebat yang mereka lakukan, akan tetapi semua rencana yang telah mereka bangga-banggakan itu belum tentu bisa mereka lakukan dengan baik sesuai rencana mereka yang ada sebelumnya. Bisa jadi rencana mereka tergagalkan oleh bencana alam yang melanda desa atau tempat tinggal mereka, bisa jadi pula rencana mereka digagalkan oleh musuh-musuh mereka yang mereka tidak sadar telah mengintai mereka dari awal mereka berencanamelakukan sesuatu itu.

Sebagai suatu mahluk yang dipercayakan Tuhan untuk memegang amanah dalam memimpin kehidupan dunia. Manusia juga tentu memiliki berbagai macam model atau gaya kepemimpinan di dalam menjalankan proses kekuasannya tersebut. Terkadang ada hal positif pada setiap gaya kepemimpinan yang diterpakan oleh seorang pemimpin dalam memimpin pasukannya atau rakyatnya, terkadang banyak juga masyarakat atau para serdadu yang dipimpinnya itu menganggap bahwa kepemimpinannya itu tidak baik atau semenah-menah. Maka gaya kepemimpinan itu harus ditentukan dan wajib dilakukan pada situasi yang memang perlu hal tersebut dilakukan, atau bahkan seorang pemimpin memilih gaya kepemimpinan yang tidak disukai rakyatnya untuk memperlihatkan kekuatan yang ia miliki kepada para lawannya yang menurutnya bisa menjadi ancaman jika ia tidak melakukan hal yang demikian. hal ini hanyalah perspektif atau asumsi yang dimainkan oleh segelintir orang untuk mempengaruhi orang banyak. Tidak sedikit juga orang yang notabenenya memiliki kedekatan atau merupakan suatu komplotan berkonflik antar sesama mereka hanya untuk memenuhi hasrat kepentingan individu anatara satu dengan yang lain. Semua mengklaim bahwa dirinya-lah yang paling benar, paling berjasa atau paling pantas dalam mendapatkan hal itu. Konflik saudara banyak terjadi hanya karena masalah mempertahankan gengsi-nya dan memperebutkan materi yang sifatnya duniawi. Konflik internal (conflict of intern) bagi suatu negara bangsa adalah sesuatu yang berbahaya bagi keberlangsungan kedaulatan bangsa dan negara. Menumbuhkan rasa toleransi atau tenggang rasa di antara perbedaan menjadi upaya dalam menjaga kerukukan dan persatuan antar sesama warga negara. Pemimpin yang adil, arif dan bijaksana menjadi kunci untuk kesatuan bangsa yang majemuk. Satu hal lagi, jangan sampai antara warga negara dan pemimpinnya tidak bisa membangun rasa kepercayaan yang baik, sehingganya pemimpin harus menjadi contoh dan teladan yang baik dalam menumbuhkan rasa integritas masyarakat dan semangat dalam merawat persatuan dan kesatuan yang dibangun oleh suatu negeri.

Sedikit kembali pada maju-mundur peradaban yang sebagaimana penulis utarakan di awal tulisan ini. Sepertinya pemimpin yang berilmu pengetahuan menjadi kunci dalam membangun peradaban suatu negeri untuk menyelesaikan problematika kehidupan yang ada demi terbentuknya suatu kehidupan kolektif yang sehat antar manusia dengan sesama manusia, manusia dengan alam, maupun manusia dengan tuhan. Apakah berilmu pengetahuan atau menjadi cendekiawan sudah cukup dalam merawat peradaban? Menurut penulis ilmu harus dibarengi dengan akhlak atau budi pekerti yang luhur, karena menjadi teladan perlu adanya keseimbangan antara ilmu pengetahuan dan perilaku yang baik untuk bisa menginspirasi orang-orang, masyarakat atau bahkan prajurit yang sedang dipimpinnya dengan tentu tidak melupakan prinsip-prinsip kebijaksanaan dan kekuatan (power) untuk bisa mempengaruhi orang banyak dan melawan musuh-musuh yang ingin menghancurkan kita.

Terakhir dan ini yang paling penting. Manusia sebagai makhluk sosial tentu tidak lepas dari friksi dan konflik-konflik kecil yang selalu menjadi kerikil bahkan pengganggu dalam hubungan sosial yang ada. Untuk itu kita sebagai manusia perlu dalam membangun komunikasi yang baik dan sesuai koridor hubungan manusia yang wajar agar bisa saling memahami dan mengerti satu sama lain dalam menajalani roda-roda kehidupan yang sebagaimana mestinya. Maka dari itu dengan ilmu pengetahuan, akhlak dan komunikasi yang baik, kita bisa menumbuhkan dan merawat peradaban yang kita bangun untuk masa depan yang lebih cemerlang.  


Penulis adalah Mahasiswa PPKn FIS UNG, Aktivis Forum Komunikasi Mahasiswa Muslim Gorontalo dan Kader LDF/LDK UNG